Sabtu, 06 Februari 2010

SAKIT KU


AKU
Didiet Suryadi Nur Bawono, umurku sekarang 49 tahun. Ini ada sedikit cerita/kisah perjalanan hidupku dalam menghadapi/melawan sakit kanker tulang.

Pada awal tahun 2005 aku dan keluarga pindah ke kota Jogja [ Daerah Istimewa Yogyakarta ], dan membangun usaha bersama teman dibidang pengolahan kayu [ perket [ubin dari kayu], kusen dan daun jendela dan pintu, dan rangka atap rumah ], dilihat prospek untuk ke depannya sangat menjanjikan untuk masa depanku.

 SAKIT KU
Tetapi Allah menghendaki lain tentang perjalanan hidupku, pada awal tahun 2006 bulan Januari tanggal 18, aku di nyatakan sakit kanker Osteosarkoma  (kanker tulang).  

Apa Itu Osteosarcoma?

Osteosarkoma atau osteosarcoma adalah jenis kanker tulang yang paling umum diderita banyak orang. Jenis kanker tulang ini banyak menyerang remaja dan orang dewasa pada usia produktif. Terutama pada remaja yang sering mengonsumsi obat-obatan peninggi badan.

Pada anak-anak dan remaja osteosarkoma terjadi pada bagian tulang lutut. Pada anak dan remaja gejala dan pemulihan osteosarkoma akan nampak sama.

Saat seseorang mengalami gejala osteosarkoma maka akan dilakukan tes untuk mengetuhi penyebaran sel kanker ke bagian tubuh lainnya. Proses ini disebut dengan pementasan. Pasien akan dikelompokkan menjadi 2 bagian, yakni pasien yang sel kankernya belum menyebar ke bagian tubuh lain dan pasien yang sel kankernya sudah menyebar ke bagian tubuh lain.
AWAL MULA
Ini awal ceritaku, pada tanggal 15 Januari 2006 aku sedang berdiri tanpa sebab aku jatuh dan tulang paha kaki kiri ku patah [diatas dengkul/tempurung lutut] dengan sendirinya tanpa sebab atau kejadian tertentu [ kecelakaan atau jatuh dari ketinggian yang mengakibatkan cidera berat ], setelah sampai di rumah sakit dan di ronsen, di tulang kakiku terlihat ada pengkroposan yang exterm yang seharusnya tidak bisa terjadi, setelah itu diambil tindakan biopsi untuk mengetahui ada apa sebenarnya dengan tulangku. Pada tanggal 18 Januari 2006 baru diketahui bahwa aku mengidap penyakit kanker Osteosarkoma stadium 4, dan menurut dokter waktu itu belum ada obatnya, satu-satunya cara adalah amputasi dan kemoterapi untuk pengobatannya.

Waktu petama kali aku mendapat berita tentang sakitku, aku hanya bisa berpasrah dan menerima atas ujian Allah S.W.T berikan kepada ku. Dan aku hanya dapat mengucapkan alhamdulillah atas kepercayaan Allah S.W.T aku dapat menjalani ujian terberat darinya, dan aku berdoa agar dalam menjalani ujiannya diberi kemudahan yaitu, sakit ini aku terima tetapi aku tidak mau merasakan sakit karena apa yang kebanyakan orang sakit kanker tulang, ini akan menimbulkan rasa sakit yang sangat luar biasa dan untuk menghilangkan rasa sakitnya mereka membutuhkan obat penghilang rasa sakit yang sejenis dengan morfin, dan ini aku tidak mau karena ini hukumnya haram di agama mu, jadi aku mohon untuk tidak merasakan sakit, dan alhamdulillah permintaanku terkabul selama sakit aku tidak merasakan sakit yang luar biasa dan tidak perlu mengunakan obat-obatan penghilang rasa sakit yang berdosis tinggi atau ada kandungan morfin.

Dan pada hari berikutnya aku memohon petunjuk dari Allah S.W.T tindakan apa yang terbaik untuk aku lakukan, karena menurut dokter harus di amputasi, dan aku takut salah langkah yang dapat menjadi mudorot/amarah dari Allah S.W.T, dan akhirnya aku mendapatkan pentunjuk untuk melakukan pengobatan terlebih dahulu. dan akhirnya aku mengambil keputusan untuk berobat jalan dengan mengkomsumsi obat-obatan dari dokter, guna mengalahkan kanker ini dahulu, baru melakukan tindakan operasi amputasi.

 GEMPA JOGJA
Juni 2006 terjadi gempa di Jogja dengan 5.6 sr aku tidak bisa berbuat apa-apa aku hanya bisa tiduran saja karena aku sudah tidak bisa berjalan, yang bisa aku lakukan hanya kembali berpasrah diri dan berdoa agar selamat dunia akhirat, Alhamdulillah rumah, aku, ibuku, adikku semua selamat tidak ada kurang apapun. Dan 1 bulan aku memutuskan untuk mengngungsi ke rumah bude ku di Surabaya karena dokter-dokter di Jogja semua sibuk mengobati korban bencana alam GEMPA ! Jadi aku putuskan untuk ber obat ke Surabaya untuk penyakitku ini.

KEMBALI KE JOGJA
Pertengahan bulan Juli aku pulang ke Jogja, aku kembali berobat ditempatku tinggal di Jogja. Segala macam jenis pengobatan aku lakukan dari tradisional [ Jawa, arab maupun cina ], sampai pengobatan modern dan tidak terasa apa yang selama ini aku punya [usaha pengolahan kayu, mobil, motor antik ] semua habis untuk berobat.

JAWABAN UNTUK AMPUTASI
Bulan Juli tahun 2008 kaki ku mengeluarkan cairan berupa nanah dan darah, dan menurut dokter sudah waktunya untuk diambil tindakan operasi amputasi. Aku dan ibu, adikku semua bingung untuk biaya operasi dan lain-lainnya, karena semua apa yang aku punya sudah habis terjual dan untuk menjual rumah pun belum ada yang membeli. Aku putuskan waktu itu untuk memohon bantuan Allah dengan doa, jika aku harus sembuh hari ini sembuh kan dan aku bisa berjalan lagi, jika engkau ya Allah menghendaki, aku mengembalikan kaki ini pada mu [ aku memegang/menyentuh kaki kiriku yang sakit ] hamba mohon diberi biaya operasi, rumah sakit, transportasi, pengobatan, terapi [ penyinaran linex [proton dan elektron]], untuk berjalan ], kaki palsu pengganti kaki ini dan modal kerjaku nanti jika sembuh, alhamdulillah ini dijawab oleh Allah S.W.T dengan adanya donatur dari Trah Jiwowilogo Mandoyowilogo cabang Jakarta, untuk biaya operasi, transportasi, obat-obatan, terapi fisik, terapi penyinaran dan pelatihan otot hingga kaki palsu. Pada tanggal 18 Oktober 2008 aku menjalani operasi amputasi kaki kiriku sebatas satu jengkal dari pangkal paha/ satu jengkal di atas lutut, di rumah sakit Kustati di Solo, oleh dokter H.Prof DR Tunjung ini adalah dokter terbaik di dunia nomer dua [ nomer satu dokter dari India ]. Dan kebetulan juga dakter H.Prof DR Tunjung adalah kiai dan mempunyai pesantren di Solo jadi aku masih mendapatkan bantuan dari beliau berupa biaya operasi dan rawat inap di R.S Kustati dengan biaya yang ringan. Tanggal 1 Desember 2008 – 5 januari 2009 aku menjalani terapi penyinaran linex [proton [untuk organ dalam] dan elektron [untuk organ yang ada dipermukaan]]di R.S Sarjito dengan diawasi oleh dokter Prof.DR Maesaji sebanyak 30 kali penyinaran di sisa kaki yang di amputasi. Februari setelah selesai penyinaran dilakukan foto scan untuk melihat apa masih ada sisa sel akar kanker, alhamdulillah ternyata sudah bersih jadi bisa lanjut pengobatan untuk mengembalikan kondisi fisik yang optimal dan mempunyai kekebalan tubuh terhadap serangan kanker atau tumor dilain tempat, dan pada bulan Maret melakukan foto ronsen untuk tulang kaki yg diamputasi dan dinyatakan sudah dapat mengunakan kaki palsu.Pada bulan april mencari tempat pembuatan kaki palsu akhirnya dapat, waktu itu ada 2 [dua] pilihan prosthese aku pilih yang murah [sesuai dengan uang yang tersisa] ternyata pilihan yang ini salah karena yang aku pilih adalah jenis kosmetik [ hanya sebagai pelengkap seperti sebelum diamputasi ] jenis ini tidak mampu untuk mengantikan fungsi kaki jadi untuk berjalan masih harus dibantu dengan tongkat atau walker.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar